Opini
Dan rumiati kembali berbicara.
Bergama tapi tak ber-Tuhan?
Antara pemeluk agama yang satu dan pemeluk agama yang lain masih saja berbicara “agama kita benar, dan satu lagi agama kita paling benar” ini sebuah cerita klasik. Ada enam orang sedang berkumpul, dan mereka saling beda agama. ketika itu mereka sedikit bertengkar sebut saja nama mereka “Abdulah, Mariah, Putu, Randika, Raditya, Rumiati” dalam masalah agama.
Abdulah :“Agama saya muslim, dan agama saya yang benar”
Mariah :“Agama saya Kristen, agama saya juga benar”
Putu :“Agama saya hindu, tetapi kata nenek saya agama saya paling benar”
Randika :“Agama saya Khatolik, saya adalah yang terbenar”
Raditya :“Agama saya budha yang saya anut juga benar”
Nah dari kelima orang itu adalah pemeluk agama yang berbeda, dan mereka tetap pada pendiriannya, dan saling otot-ototan mengakui agama mereka adalah agama yang paling benar. Sementara si Rumiati adalah anak petani yang tidak mempunyai agama sama sekali “Sedang Mencari yang benar”, celetuk Rumiati bicara.
“Kalian ini antar pemeluk agama saja saling menjatuhkan dan saling membenarkan agama yang satu dan yang lain, sementara saya saja yang masih mencari agama yang terbenar saja tidak sibuk”, apakah ini perbuatan kalian saling mengaku-ngaku kalau diantara kalian ada salah satu agama yang benar-benar?, kalau memang diantara agama kalian ada yang benar, mengapa kalian saling membunuh, menipu, dan lain-lain?
“Kalian ini antar pemeluk agama saja saling menjatuhkan dan saling membenarkan agama yang satu dan yang lain, sementara saya saja yang masih mencari agama yang terbenar saja tidak sibuk”, apakah ini perbuatan kalian saling mengaku-ngaku kalau diantara kalian ada salah satu agama yang benar-benar?, kalau memang diantara agama kalian ada yang benar, mengapa kalian saling membunuh, menipu, dan lain-lain?
Mereka berlimapun terdiam mendengar suara melengking dari Rumiati, lalu rumiati bicara lagi
Agama kalian itu hanya agama keturunan, jika kalian dilahirkan dari orang tua yang beragama yang sama pasti kalian mengikuti agama orang tua kalian dan bukan mencari agama yang lain. Jadi untuk apa kalian bertengkar untuk mengakui kalianlah yang terbenar!
Yang jadi permasalahannya adalah apakah kalian sudah mengikuti larangan-larangan dari tuhan kalian dan menjalankan perintah dari tuhan kalian? Jangan bicara Agama di depan orang yang tak punya Agama, karena masih berharga saya yang tak punya agama tetapi saya tidak pernah menyakiti orang lain, untuk masalah agama nanti saya cari sendiri agama yang mana yang patut untuk saya ikuti… tunggu tanggal mainnya “dengan nada lantang si Rumiati”.
Yang jadi permasalahannya adalah apakah kalian sudah mengikuti larangan-larangan dari tuhan kalian dan menjalankan perintah dari tuhan kalian? Jangan bicara Agama di depan orang yang tak punya Agama, karena masih berharga saya yang tak punya agama tetapi saya tidak pernah menyakiti orang lain, untuk masalah agama nanti saya cari sendiri agama yang mana yang patut untuk saya ikuti… tunggu tanggal mainnya “dengan nada lantang si Rumiati”.
Dan rumiati kembali berbicara.
Untuk kamu abdulah “Kalau kamu muslim kenapa kamu tidak sholat? Dan kenapa kamu selalu tidak pernah puasa, zakat, dan sebagainya masih pantaskah kamu disebut agama Islam?
Untuk kamu Mariah dan Randika “Kalau kamu Kristen kenapa kamu tidak pernah kegereja, apakah pantas kamu disebut umat beragama Kristen?
Untuk kamu berdua Putu dan Raditya “Kenapa saya perhatikan kalian tidak pernah juga sembahyang di rumah ibadahmu?”
Apakah Kalian Beragama Tetapi Tidak Bertuhan?
***
***
Via
Opini
Posting Komentar