Opini
Seni Ikhlas
Selamat Siang !
Semoga kita tetap
semangat pada Selasa siang yang cerah ini. Kawan pasti pernah mencintai dan
dicintai, tapi kadang antara harapan dan kenyataan jauh terbalik. Ada yang
akhirnya berjodoh dan ke jenjang pernikahan. Namun, ada yang bernasib tidak
mujur, sudah meramal-ramal dan berkhayal-khayal. Akhirnya jodohpun mental.
http://doadalamsujud.blogspot.com/2012/01/ikhlas-inside.html |
Dari problematika
itu, ada yang menanggapi dengan stress, ada yang tenang, bahkan ada yang bunuh
diri, seperti dalam film Bollywood “Mohabbatein”.
Untuk itu ada sebuah resolusi untuk menyikapinya. Ya menyikapi mantan atau
calon pasangan kita yang gagal.
Karena yang namanya
mantan adalah cerita atau kisah di masa lalu jadi tidak mungkin bagi kita untuk
‘melupakan’, karena sewaktu-waktu
kita pasti akan mengingatnya. Kalimat yang lebih tepat adalah bagaimana cara kita
mengikhlaskan mantan kekasih?
Bukan menggurui
hanya sekedar berbagi, mudah-mudahan bermanfaat bagi kawan semua. Sepertinya
mengikhlaskan mantan kekasih adalah hal yang tidak mudah. Ada hal tertentu yang
melatarbelakangi mengapa kita sulit untuk ikhlas?
Bagi aku topik ini
(baca : cinta) menarik untuk dibahas meski aku bukan abg lagi, daripada
ngerumpi yang nggak jelas. Betul tidak? Jadi banyak bahan masukan untuk kita.
*******
Ya langsung saja
pada topik utama! Aku nggak bilang aku adalah ahli ikhlas. Aku sendiri
terkadang sulit berbuat ikhlas, karena ujung-ujungnya pasti mengharap sesuatu
meski niat awalnya tidak.
Seperti komentar kawanku,
Si Asep. Sulit baginya mengikhlaskan mantan kekasih, jika masih menyimpan rasa sayang.
Hingga benar-benar ‘diyakinkan’ apakah dia (baca : mantan kekasih) ‘layak atau
tidak’ untuk dipertahankan dan diperjuangkan lagi.
Jika dia memang tak
layak? Apalagi jika mantan kekasih sudah memiliki kekasih baru. Ya jalan
‘terbaik’ yaitu dengan cara mengikhlaskannya, ketimbang menaruh dendam (tidak
sedikit hubungan yang berakhir buruk). Kenapa harus menahan pasangan yang tidak
mau dipertahankan?
Bukankah kedamaian
hati tercipta dengan berkasih sayang? Aku tidak tahu, kawan lebih pintar
tentunya. Bukan maksudku membesar-besarkan masa lalu, karena yang lalu biarlah
berlalu. Peristiwa dengannya pasti menyisakan luka dihati. Maka hati-hatilah
dengan ucapan dan perbuatan.
Ada pepatah yang
mengatakan, “mulutmu adalah harimaumu”. Meski kalian sudah saling memaafkan.
Rasa itu tetap ada. Ibarat kamu menancapkan paku pada dinding tembok, lalu kamu
cabuti kembali paku itu. Tapi coba kamu lihat. Dinding tembok dipenuhi ‘lubang’
bekas paku. Paku adalah ‘ucapan/perbuatan’ dan dinding tembok adalah
‘hati/rasa’.
Dengan cara apa
kita memulihkannya? Dengan ‘ikhlas’ dan ‘maaf yang tulus’ kawan! Ya kadang
manusia pandai dalam berpura-pura/menutupi sesuatu, menipu diri sendiri, tidak
jujur pada diri sendiri.
Seolah kita telah
mengikhlaskan, menghapus, melupakan, terlihat bahagia dengan memakai topeng
bahagia. Tapi ‘kenyataan’ atau apa yang kita ‘rasa’ selalu berbedakan?
Kenyataannya. Kita masih menyayanginya, kita masih mengingatnya, dia masih
tersimpan dihati, kita tidak mampu melupakannya, kita sulit mengikhlaskannya.
Bahkan malah kita membencinya. Memang membutuhkan harmonisasi ‘rasa dan logika’
dalam hal ini, sebelum kita menyesal pada akhirnya. Terus gimana dong? Ya
‘hadapi’ saja masalahmu kawan! Rasakan dan rasakan apa yang sedang dirasakan. Lalu, tarik nafas dalam-dalam. Keluarkan perlahan !! Lakukan seterusnya sampai hatimu terasa lega. Jika masih saja tersisa, ambillah wudhu, menghadaplah kepada Tuhanmu. Curhatlah kepada-Nya, hanya Dia-lah sebaik-baik pendengar dari yang terbaik.
Tapi ada satu
komentar kawan disana, dia memberi ‘kesempatan’ pada mantan kekasihnya itu dan
dia (baca : mantan kekasih) akhirnya menjadi soulmate. Jika kesempatan sudah
habis? Semoga dibalik peristiwa ada hikmah yang bisa membuat kita semakin
dewasa.
********
Yakinilah, akan
hadir dalam hidupmu. Seseorang yang membuat kalian memahami. Mengapa pada saat
ini dan masa depan tak akan berhasil diwujudkan dengan orang lain? Untuk kalian
yang mempesona. Jangan nodai dengan racun yang mengatasnamakan hal yang
harusnya suci.
http://www.bimbingan.org/kisah-surat-al-ikhlas.htm |
Yang menarik adalah
apa yang ada dalam surat al-Ikhlas. Tak ada satupun kata-kata ikhlas dalam
ayat-ayatnya. So, mudah menerka sudah ikhlaskah kita? Jika masih ada ucapan
ikhlas tanpa tindakan ya belum bener-bener mengikhlaskan. Do it ! Lakukanlah,
hari kemarin ya kemarin. Sekarang dan masa depan masih terhampar luas, mau
diapakan? Aset yang berharga bukan yang dimiliki pada masa lalu, tapi aset
terakhir yang kita miliki.
Jadikan semuanya
itu sebagai pelajaran-pelajaran hidup yang paling berharga, agar kedepan tidak
pernah kembali melakukan kesalahan-kesalahan.
Semoga hari-hari
kalian selalu menyenangkan, kawan !!
Via
Opini
Posting Komentar