Opini
Pilwu & Serba-serbinya
Calon Kuwu di desa Tugu Kec. Sliyeg Indramayu pada tahun 2014 - photo by Meneer Pangky - |
Suasana
tegang, panas, dan mencekam sempat mewarnai proses pemilihan Kuwu (Pilwu) di
beberapa desa di wilayah Kabupaten Indramayu. Aksi unjuk rasa dan rasa tidak
puas antar lawan politiknya nyaris menjadi “irama” khas yang menggema di
sela-sela pesta demokrasi itu. Meski tidak semua desa terdapat aksi kekerasan,
tetapi tak urung juga mencuatkan tanda tanya di benak kita.
Ada
apa gerangan di balik ulah sebagian warga desa yang cenderung destruktif dan
menjurus ke tingkah anarkhi itu?
Bukankah selama ini warga desa kita sanjung sebagai rakyat yang polos, lugu, manutan, dan santun dalam segenap
perilakunya? Mengapa tiba-tiba saja kadang mereka tidak dapat menahan diri
apabila terjadi suatu masalah.
Tak
dapat dipungkiri, jabatan Kuwu memang cukup strategis. Selain menjanjikan
naiknya status sosial ekonomi, seorang Kuwu juga memegang posisi kunci dalam “menghitamputihkan” corak dan warna
dinamika desa yang dipimpinnya. Ia menjadi figur yang dianggap masyarakat
memiliki kelebihan tersendiri, dihormati, disegani, dan acapkali dijadikan
sebagai sumber informasi bagi warga desanya.
Sangatlah
beralasan, setiap kali siklus demokrasi pemilihan kuwu diputar, tidak sedikit
warga desa yang memiliki cukup “modal” siap bersaing untuk memperebutkan kursi
orang nomor satu di desanya. Yang menarik, dukungan yang diberikan oleh warga
desa kepada calon yang dijagokan masing-masing tampak penuh greget dan
antusias. Para pendukung masing-masing calon menjelang hari-H pelaksanaan Pilwu sibuk menarik simpati massa dengan berbagai macam cara.
Yang
jelas, masing-masing kubu merasa calonnya-lah yang paling pantas menjadi
Kuwu.Tidak jarang terjadi, upaya masing-masing kubu untuk menarik simpati massa
menimbulkan situasi panas dan tegang. Ada semacam keharusan bahwa calonnya
harus keluar sebagai pemenang. Cara yang ditempuhnya pun bervariasi. Ada yang
mengobral janji, memanjakan calon pemilih dengan pesta, atau membeli suara
calon pemilih dengan sejumlah uang.
***
Via
Opini
Posting Komentar