Opini
Sarjana Pencari Kerja
indeksmedia.com |
Sarjana begini
Banyakkah di negeri ini
Tiada bedanya dengan roti
Menangis orang tua
Lihat anaknya bangga
Lahirlah sudah si jantung
bangsa
Aku hanya terdiam
Sambil kencing diam diam
Dengar kisah temanku punya
kawan
*
Demikianlah sepotong lirik yang diangkat oleh Iwan Fals dalam tembang dengan judul “teman kawanku punya teman”. Sejak lagu ini dilempar kepada pecinta musik tanah air pada tahun 1987 sampai sekarang tahun
2015, masih relevan untuk dihayati, meski sudah usang sampai hampir tiga dekade.
Ya
sebuah dilema klasik mahasiswa di negri ini. Banyak dari mahasiswa yang kuliah,
tujuan utamanya adalah untuk mencari kerja. Bukan untuk menciptakan lapangan
kerja. Berlomba di kelas untuk mendapat nilai bagus, lulus dengan cum laude. Berharap setelah lulus mudah
mencari pekerjaan yang didamba sejak kecil, baik sebagai pegawai negeri maupun
pegawai swasta pada perusahaan yang bergengsi.
Sampai
kapan terus seperti ini? SARJANA PENCARI KERJA?
Jangan
malu membangun usaha kecil-kecilan! Setidaknya bos kecil yang sarjana. Menjadi
pengusaha kecil tapi punya ilmu selangit, ilmu sarjana. Punya ilmu sarjana
untuk mengembangkan usaha itu jauh lebih baik daripada harus kerja pada
instansi yang diperebutkan ratusan orang. Kelas pekerja itu tidak akan memberi
pengaruh besar terhadap kemajuan bangsa.
Namun
sebaliknya, dengan masuk menjadi kelas pengusaha, meski kecil, kalian sudah
ikut membuka lapangan kerja. Dan itu menjadi nilai plus yang patut diacungi
jempol, sebab apa? Jika jadi PNS kalian telah membebani negara untuk membayar
gaji kalian, yang sebenarnya kerja kalian tidak seproduktif yang dikira.
Kalian banyak korupsi, terutama korupsi soal waktu. Kalian sudah terbiasa korupsi 15 menit atau 30 menit saban harinya. Meski bukan dosa besar, kalau dilakukan sepanjang pengabdian kalian kepada negara. Misalkan, selama 30 tahun, apakah dosa kecil yang kalian tumpuk itu tidak menjadi besar.
Kalian banyak korupsi, terutama korupsi soal waktu. Kalian sudah terbiasa korupsi 15 menit atau 30 menit saban harinya. Meski bukan dosa besar, kalau dilakukan sepanjang pengabdian kalian kepada negara. Misalkan, selama 30 tahun, apakah dosa kecil yang kalian tumpuk itu tidak menjadi besar.
***
Via
Opini
Posting Komentar