guyon
Janji Kawin - The Series of Talkiban [9]
Sudah
lama Talkiban naksir berat sama si Warnyem, namun apa daya Talkiban hanya
seorang anak petani? tak punya nyali untuk mendekati Warnyem. Walhasil,
Talkiban setiap saat hanya melamun saja di pinggir kali sambil bermain suling
di bawah pohon randu sambil angon kebo kesayangannya.
Dalam
setiap lamunannya Talkiban selalu memimpikan Warnyem bisa jatuh dalam pelukannya.
Warnyem gadis ayu kembang desa anak Pak Kuwu, yang menjadi rebutan para pemuda
di desa Tegal Grubug. Belum lagi pemuda desa sebelah juga sering hilir-mudik
keluar masuk desa untuk menyatroni Warnyem. Talkiban pun senantiasa melamun
sambil sekali-kali mencari wangsit.
Sering
dia bicara sendiri dengan kebo yang setiap hari jadi teman curhatnya itu. Walau
si kebo hanya bisa menjawab, "mbuuuuuuuuuuhhh". Namun tanpa putus
harapan Talkiban pun memberanikan diri untuk mendekati Warnyem. Kebetulan desa
Tegal Grubug sebentar lagi akan mengadakan pemilihan Kuwu baru.
Ayah
Warnyem, Ki Selampa akan mencalonkan diri lagi melawan pesaingnya Ki Mardiyah.
Jadilah perang opini dan dukung mendukung terjadi di desa Tegal Grubug itu. Nah, saat heboh Pilwu ini Talkiban punya akal. Talkiban akan mendukung mati-matian
Ki Selampa dan menggalang pengikut.
Walau
selama ini dia hanya pandai bercocok tanam dan ngangon kebo, tapi ternyata dia
jago juga berorasi. Saat Talkiban bertamu ke rumah Ki Selampa untuk
mengutarakan dukungannya, Ki Selampa pun menyambut gembira. Sambil meliri-lirik
Warnyem yang tadi baru menyuguhkan minuman untuk Talkiban.
"Ekhem
... ekhem. Kelilipan matane ya mas?", kata Ki Selampa mengagetkan Talkiban
yang dari tadi lirak-lirik mencuri pandang Warnyem.
"Eeee
ora Ki, anu ... anu..." Talkiban gelagapan tak bisa menyembunyikan rasa
sukanya kepada anak gadis si incumbent Pak Kuwu Tegal Grubug.
"Udah
gampang pokoknya, jika kamu bisa mempengaruhi warga untuk mencoblosku saat
Pilwu nanti, kamu boleh mengawini Warnyem", kata Ki Selampa berapi-api.
"Sungguh
Ki...", Talkiban pun melotot seakan tak percaya dan sumringah.
"Iya
bener, ini janjiku padamu, mas”. Ki Selampa pun menegaskan lagi janjinya.
Talkiban
kegirangan, saking girangnya tak sadar kolornya mau melorot. Dia pun kini
berusaha keras mati-matian mengkampanyekan Ki Selampa kemana-mana? Kebo-kebo
juga dikasih orasi sama Talkiban. Tapi lagi-lagi kebo cuma bisa jawab,
"mbuuuuuuuuuuh".
Singkat
cerita ternyata saat Pilwu Ki Selampa menang. Talkiban dengan suka cita pun
dipanggil ke rumah Ki Selampa. Ki Selampa berkata dengan suara agak lirih.
"Mas
Talkiban, kini aku sudah menang, sesuai janjiku. Aku akan menikahkan kamu
dengan Warnyem”.
“Iya,
Ki Selampa. Terimakasih”. Senyum mengembang dan kaki tak sadar sampai grijogan.
Lama,
Ki Selampa tak menjawab. Membiarkan Talkiban berbunga-bunga. Bermain dengan
pikirannya terlebih dahulu. Lalu, mulutnya berbicara kembali, dengan suara
berat.
“Tapi
tidak sekarang".
Talkiban
terkejut. Dadanya bergemuruh. Hampir pingsan karena detak jantungnya yang
sangat cepat.
"Jadi
kapan Ki?". Talkiban hampir naik pitam.
"Nanti
4 tahun lagi Warnyem mau kuliah dulu di kota, katanya."
"Ora
bisa, aja kayang konon. Ki Selampa, penipuuuuu.... Kalesan, dasar bibite
grubug. Kuwu Tegal Grubug. Bobad bae" Teriak Talkiban tidak terima.
“Ya
kuwen tah pujare. Gelem nunggu ... ya syukur. Bli gelem ... ya wis”. Ki Selampa
berseloroh sambil masuk ke dalam rumah.
Dari
balik tirai jendela, Warnyem hanya mengintip. Ada raut muka sedih terpancar
dari matanya, melihat pemuda yang dikaguminya sedang dirundung kekecewaan.
***
Via
guyon
Posting Komentar