Ads
TBM Lentera Hati, Perpus Apung di Pantai Mutiara Hijau Karangsong
Taman
Bacaan Masyarakat atau disingkat TBM, adalah salah satu bentuk wadah dalam
bidang pendidikan dengan segmentasi lintas agama, umur, status, budaya, dan
lain sebagainya.
Salah
satu kendala bagi kelas menengah ke bawah di Indonesia adalah lemahnya daya
beli buku. Kelompok ini terbebani harga buku yang lumayan mahal. Mereka lebih
memilih memenuhi kebutuhan sehari-hari daripada untuk membeli buku.
Sebagai
solusinya, di tengah-tengah masyarakat hadirlah taman bacaan masyarakat.
Masyarakat tak perlu lagi mengeluarkan kocek untuk sekedar memenuhi kebutuhan
buku tadi. Mereka bisa menikmati isi buku-buku dengan gratis.
Atas
dasar itulah, Karang Taruna Bina Karya Karangsong akhirnya berinisiatif membuat
TBM Lentera Hati. Niat mulia ini disambut positif oleh Kepala Arsip dan
Perpustakaan Kab. Indramayu, Bapak Carsim, S.Pd., M.Si. dan seluruh
komunitas literasi dan pendidikan di Indramayu.
Pada
Minggu, 20 Maret 2016, secara resmi Kepala Arsip dan Perpustakaan Kab.
Indramayu membuka TBM Lentera Hati. Kegiatan ini juga diisi dengan pembacaan
puisi oleh Ketua Sanggar Aksara Jawa, Ray Mengku Sutentra dan penampilan
seni tari trebang randu kentir dari Sanggar Asem Gede, Dede Jaelani.
Tak
lupa, kegiatan ini juga disempurnakan dengan aksi sosial peduli sampah di
sekitar Pantai Karangsong. Para siswa yang berasal dari berbagai satuan
pendidikan di Karangsong dan sekitarnya, diajak untuk mengenal budaya bersih
dan budaya baca.
Photo-photo by Cakepers Indramayu |
Melihat
konsep kegiatan ini, aku betul-betul sepakat. Bahwasanya ruh dari taman bacaan
masyarakat adalah kegiatan. Bagaimana mengemas sebuah kegiatan menjadi lebih
atraktif dan menarik? Buku memang penting, tapi itu bukan hal utama di taman
bacaan. Persoalan buku bisa sambil jalan.
Ke
depan, perlu kiranya membuat kegiatan-kegiatan yang lebih variatif. Misalnya,
menggambar, membaca puisi, cerdas cermat, mewarnai, diskusi interaktif, dan
lainnya.
Melalui
kegiatan-kegiatan yang lebih variatif, ada nilai poin yang menghidupkan taman
bacaan tersebut. Misalnya, melatih keakraban, kerja-sama, kekompakan dan juga
melatih anak-anak untuk bersosialisasi.
Taman
bacaan tak melulu harus soal baca-membaca. Di TBM mereka juga bisa menemukan
hal yang baru, salah-satunya adalah mendapatkan pendidikan non formal.
***
Meneer
Panqi
Penulis,
pemerhati budaya & konsultan media kreatif.
Via
Ads
Posting Komentar