Ads
Wisata
Di lokasi
tersebut terdapat sisa-sisa bangunan, gua buatan, sumur dan taman. Pada abad
ke-16 Sunan Gunung Jati mangkat, digantikan oleh cicitnya yang bernama Pangeran Zaenal Arifin dan bergelar Panembahan Pakungwati I.
Sejak jaman
Belanda, diketahui keraton ini sudah menjadi tujuan wisata. Seperti, diketahui
dalam arsip KITLV pada tahun 1935 seorang mevrouw sedang berpose di
depan sign macan ali.
3 Keraton, Landmark Tourism Cirebon
Landmark Tourism Cirebon |
Jejak masa
lampau Cirebon akan sulit terdeteksi keberadaannya. Hanya beberapa situs yang
lolos dari kebiadaban masa kini saja, yang akhirnya bisa terungkap.
Salah satu
yang masih bisa dijumpai biasanya berbentuk bangunan kuno. Istilahnya adalah heritage,
yang bermakna warisan budaya. Nah, bangunan kuno termasuk bagian didalamnya.
Ngomongin
soal heritage di Cirebon, ternyata kudapati masih banyak bangunan kuno
yang kokoh berdiri. Lebih hebatnya, hingga sekarang bangunan tersebut masih
digunakan. Cirebon, termasuk sedikit kota yang masih menjaga bangunan kuno-nya.
Rupa-rupanya,
pemerintah dan warganya sadar bahwa heritage sebagai identitas penting kotanya.
Bangunan kuno memang harus tetap dijaga keutuhannya selain sebagai saksi
sejarah, bangunan-bangunan tersebut juga bisa menjadi tempat belajar sejarah
secara on the spot.
Heritage
Keraton-keraton di Cirebon
Kasepuhan dengan ornamen mega mendungnya. +Meneer Pangky 2016. |
Keraton Kasepuhan
Sebagai
kota yang berdiri pada masa perkembangan awal Islam di Jawa setelah Kerajaan
Demak Bintara, Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.
Keraton
Kasepuhan dibangun sekitar tahun 1529 oleh Pangeran Mas Zainul Arifin. Keraton ini merupakan
perluasan dari Keraton tertua di Cirebon, Pakungwati. Keraton Pakungwati, dikenal
juga dengan nama Dalem Agung Pakungwati.
Keraton Kasepuhan 1935. Sumber : KITLV. |
Keraton
Pakungwati posisinya di sebelah timur Keraton Kasepuhan, dibangun oleh
Pangeran Cakrabuana pada tahun 1452, ada yang menyebut 1430. Pangeran Cakrabuana dikenal juga dengan
nama Raden Walangsungsang dan Ki Kuwu Sangkan, beliau adalah putra Prabu
Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran.
Pada tahun
1479 keraton ini diperluas dan dilebarkan. Luas situs pertama di Cirebon ini
sekitar 4900 m2, mempunyai tembok keliling sendiri, keadaan bangunannya
sekarang tinggal reruntuhannya saja.
Siti Inggil, 1935. Sumber : KITLV. |
Pada tahun
1529 beliau membangun keraton baru di sebelah barat daya keraton lama. Keraton Kasepuhan ini dulunya disebut dengan Keraton Pakungwati, untuk mengenang nama puteri Pangeran
Cakrabuana atau buyut sultan, yang gugur pada tahun 1549 ketika ikut memadamkan
kobaran api yang membakar Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Mevrouw in poerapoort 1935. Sumber KITLV. |
Keraton Kanoman
Keraton
Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya,
yang bergelar Sultan Anom I, pada sekitar tahun 1510 Å aka atau 1588 M.
Kanoman dengan pilar-pilar warna telor asin. +Meneer Pangky, 2016. |
Titimangsa
ini mengacu pada prasasti gambar surya sangkala dan Keraton Sangkala. Pada
pintu Pendopo Jinem menuju ruang Prabayasa terdapat “matahari” yang berarti 1,
“wayang Dharma Kusuma” yang berarti 5, “bumi” yang berarti 1 dan “bintang
kemangmang” yang berarti 0. Jadi, chandra sangkala itu menunjukan angka tahun
1510 Å aka atau 1588 M.
Sementara
sumber lain menyebutkan bahwa angka pembangunan Keraton Kanoman adalah
bersamaan dengan pelantikan Pangeran Mohamad Badridin menjadi Sultan Kanoman
dan bergelar Sultan Anom I, yang terjadi pada tahun 1678-1679 M.
Siti Inggil Keraton Kanoman, 1935. Sumber : KITV. |
Keraton
Kanoman merupakan satu kompleks dengan denah empat persegi panjang dari arah
utara–selatan. Secara arsitektur, tata ruang komplek ini dibagi 4 bagian,
yaitu bagian depan kompleks, halaman pertama, halaman kedua, dan halaman
ketiga.
Candi Bentar, Siti Inggil Kanoman. +Meneer Pangky, 2016. |
Keraton
Kanoman secara visual, sangat didominasi oleh warna putih dan telor asin. Entah
apa sebabnya? Kukira kedua warna itu pengaruh dari Islam. Dimana warna putih
adalah simbol tertinggi spiritualitas dalam Islam. Sedangkan warna telor asin atau
toska, adalah simbol keseimbangan. Perpaduan antara biru dan hijau.
Keraton Kacirebonan
Keraton
Kacirebonan yang berada di Jalan Pulosaren No. 48 ini, mempunyai ukuran relatif
lebih kecil jika dibandingkan dengan Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman.
Menurutku lebih pantas disebut puri. Konon, menurut tour guide Keraton Kacirebonan, keraton ini pecahan dari Keraton Kanoman. Dibangun sekitar tahun 1800.
Keraton Kacirebonan. Sumber : Kang Didno, 2016. |
Keraton Kacirebonan, 1935. Sumber : KITLV. |
Bangunan
Puri Kacirebonan berdenah empat persegi panjang memanjang arah utara–selatan,
menghadap ke utara. Secara arsitektur, bangunan keraton ini terdiri dari
bangunan Induk, Paseban, Langgar, Gedong Ijo, Pringgowati dan Kaputren.
***
Via
Ads
Posting Komentar