Desa
Sejarah
Dahulu kala, Desa Sudimampir masih hutan belantara. Rumah pun jarang, hanya beberapa orang saja yang tinggal disitu. Tersebutlah, Ki Nampa Subaya, pendatang sekaligus ahli metalurgi - tata logam.
Hutan ini dibabat dan dijadikan pedukuhan. Setelah dibuka berduyun-duyunlah orang datang ke pedukuhan tersebut. Suatu waktu, ada tiga orang yang mengelana ke pedukuhan tersebut.
Oleh Ki Nampa Subaya dan Nai Ratna Pengasih—istrinya diterima dengan baik. Begitu pula dengan ketiga orang tersebut membalas kebaikan Ki Nampa Subaya dan Nai Ratna Pengasih dengan jasa-jasanya.
Seperti membuatkan sawah, tata pemerintahan yang maju dan lain-lain. Sampai ketiga orang tersebut betah dan berkata :
“Kula sudi mampir teng padukuhan puniki, sapa bae wonge sing mampir mene bakal sudi lan betah”.
Makanya, setelah rameh-nya jagat, padukuhan ini dikenal dengan nama desa Sudimampir. Siapa pun yang main kesini pasti betah dan menginginkan untuk kembali.
Dan siapapun yang berniat untuk menetap di sana pasti akan betah,dan tidak ingin pulang atau berniat untuk pindah ke kampung lain.
***
Asal-usul Desa Sudimampir
Busung
lapar yang terjadi di Indramayu pada tahun 1930. Credit to KITLV
|
Hutan ini dibabat dan dijadikan pedukuhan. Setelah dibuka berduyun-duyunlah orang datang ke pedukuhan tersebut. Suatu waktu, ada tiga orang yang mengelana ke pedukuhan tersebut.
Oleh Ki Nampa Subaya dan Nai Ratna Pengasih—istrinya diterima dengan baik. Begitu pula dengan ketiga orang tersebut membalas kebaikan Ki Nampa Subaya dan Nai Ratna Pengasih dengan jasa-jasanya.
Seperti membuatkan sawah, tata pemerintahan yang maju dan lain-lain. Sampai ketiga orang tersebut betah dan berkata :
“Kula sudi mampir teng padukuhan puniki, sapa bae wonge sing mampir mene bakal sudi lan betah”.
Makanya, setelah rameh-nya jagat, padukuhan ini dikenal dengan nama desa Sudimampir. Siapa pun yang main kesini pasti betah dan menginginkan untuk kembali.
Dan siapapun yang berniat untuk menetap di sana pasti akan betah,dan tidak ingin pulang atau berniat untuk pindah ke kampung lain.
***
Meneer Pangky
Pengamat budaya amatir.
Via
Desa
Posting Komentar