Opini
Jangan Mabuk di depan Anakmu!
Njoged & Nginung. Photo by Meneer Panqi, 2012. |
Aku tertarik
dengan tulisan guruku, Hariyono Soeparto. Meski bukan guru nyata, namun aku
banyak membaca tulisan-tulisannya. Catatan-catatan masa lalunya bisa kujadikan
cermin. Salah-satu yang menarik adalah catatannya tentang Anggur Kolesom Cap
Orang Tua.
Teman-teman
tentu sangat familiar dengan minuman tersebut, entah familiar karena pernah
meminum atau sekedar melihat orang lain meminumnya. Menurutnya kolesom
merupakan sejenis tumbuhan tropika yang terdapat di hutan Malaysia serta di
negara-negara ASEAN yang lain.
Nama
botaninya adalah Talinum triangulare.
Kandungan kimianya sama dengan Akar Som. Tanaman Kolesom dan juga tanaman Som
Jawa dikenali juga sebagai "Ginseng
Jawa". Di dalam pengobatan tradisional tanaman ini dicampur dengan
pelbagai jenis obat dan yang paling terkenal adalah dalam bentuk campuran
anggur.
Som Jawa dan
Kolesom adalah ginseng Indonesia yang diyakini berkhasiat untuk menyegarkan,
memperkuat badan dan mengencerkan otak. Diyakini banyak orang memiliki manfaat
yang luar biasa untuk doping tenaga.
Aku sepakat
dengan apa yang dikatakan oleh beliau, ini memang minuman luar biasa
manfaatnya. Bila diminum dua seloki sehabis
makan, akan memberikan efek tenaga kerbau. Sangat bermanfaat dalam membantu
tugas kerja sehari-hari yang menuntut tenaga ekstra. Efeknya yang manfaat,
namun jika terlalu banyak meminum akan menimbulkan mabuk.
Aku tergerak
menulis karena beberapa waktu lalu, aku melihat adik dan teman-temannya sedang
bermain. Mereka sedang bermain peran. Hatiku sedikit ngilu sebab mereka
berpura-pura jadi orang mabuk. Heranku, mereka ini dengan fasih memerankan
seperti apa orang mabuk itu.
Tentu saja
ini adalah duplikasi dan rembesan dari daya ingat mereka. Mungkin sering kali
mereka melihat entah itu di acara pesta ataupun pinggir jalan (arak-arakan/tontonan) orang-orang yang
sedang mabuk.
Aku sudah
pernah minum Anggur Kolesom, memang manfaatnya luar biasa besar terhadap
tubuhku. Sejak 2012, aku tak lagi meminumnya. Bukan karena tak suka, bahkan
ingin rasanya punya stok di rumah, setiap bangun atau mau tidur minum dulu 2
seloki. Agar segar bugar tubuhku.
Harganya
yang mahal dan susah, telah membuatku tak lagi meminumnya. Yang paling utama
pada persoalan anak-anak kecil seperti diatas. Hal itu, menyayat hati dan
moral. Aku tentu tak ingin anak-anakku seperti itu.
Tak bijak
tentu menyalahkan lingkungan atau siapapun juga, mencari kambing hitam. Selain tak
menyelesaikan masalah, nanti akan menimbulkan kegaduhan. Kupikir, bagi para
bapak/ibu yang tak ingin anak-anaknya demikian, menjadi pemabuk, mending kita
sebagai orangtua bijak dan memberikan duplikasi teladan. Jika tak bisa berhenti
minum-minum, baiknya hal itu jangan terlihat oleh anak-anak kita.
***
Meneer Panqi
Pemerhati Budaya
Via
Opini
Posting Komentar