Sejarah
Tjerita Indramajoe Doeloe #2
Becak sedang mangkal. Credit to KITLV, 1947. |
Apatah Toean
en Njonja dapet bajangken begimana woedjoed-nja djalanan di depan Pasar
Djatibarang (sekarang), pada tahon 1940? Ada lagi satoe mesigit (masdjid) en
station jang soeda ada fotonja sedjak tahon 1919, dan sekarang misih berdiri
tegak di tepi djalan jang siboek.
Roemah
pedagang dan pemilik tanah orang Tjina dengan gaja bangoenan jang tjiamik en
berdiri tegoe di dekat keramean Pasar Djatibarang. Roemah orang Perantjis jang
sekarang berfoengsi sebagai geredja en klenteng orang Tjina-tjina jang
menjembah Tuhan-Nja.
Kisah
kedjaja'an Djatibarang di djaman doeloe jang damai, indah, banjak roemah-roemah
berha-laman loeas, oedara seger, tentrem, sentausa. Djuga ada stamplat betjak
jang mana itoe malam hari moelai diwarnai perempuan-perempuan jang menawarkan
djasa kencan singkat.
Ada jang
berdiri di tepi djalan, namoen ada poela jang mangkal di atas betjak. Ada djoega
pelatjoer doedoek en menawarkan diri tawar-tawar oentoek harga. Djika harga
disepakati, betjak itoe akan membawa pelatjoer en pelanggan ke tempat mereka
madoe asmara. Bisa kamar ketjil, goeboek kardoes dekat rel ataoe didalam
gerbong kereta jang tak dipakai.
***
Via
Sejarah
Posting Komentar