Sejarah
Tjerita Indramajoe Doeloe #4
Pengamen rumah makan di Indramayu. Credit to National Archief Dutch, 1947. |
Apatah Toean
en Njonja dapet bajangken begimana woedjoed-nja wong boebarang (pengamen) pada
tempo doeloe? Ada banjak pengamen-pengamen jang mendjadjakan tembangnja.
Hilir-moedik dari satoe tempat ke tempat lain.
Ada jang ke
roemah-roemah, namoen ada poela jang ke restoran. Saban hari mereka
mendjadjakan hiboeran kepada orang-orang oentoek sesoeap nasi. Seperti apa jang
toean en njonja lihat dalam foto ini. Pada tahoen 1947, di seboeah restoran di
Indramajoe sedang ada pengamen dengan membawa gitar.
Soelit
dipertjaja, apakah ini bisa dijadikan boekti-boekti lahirnja seni moesik
tarling, moesik kontemporeer padoean dari gamelan en gitar.
Dalam
pandangankoe, tarling boekan seni tradisi ataoe klasik. Itoe seni kontemporeer,
akoeltoerasi dengan seni jang dibawa orang koelit poetih Belanda. Kemoedian,
Soegra, seniman dari Kepandean Indramajoe memadoekannja. Mentjipta jenis moesik
baroe. Jang mana kemoedian mendjadi hal jang pop, disoekai rakjat.
Wong Dermaju
sangat gandroeng en djadikan moesik ini berkelas, karana dimainkan oleh
orang-orang jang berpendidikan. Boekan moesik kelas tari topeng ataoe wajang
jang koeno, dimainkan oleh seniman kampoeng di desa-desa. Iramanja poen enak
oentoek didengar en bergojang.
Tak oebahnja
djaman sekarang, orang Indramajoe lebih soeka moesik pop, korea, rap, reggae,
rock, india ataoe lainja. Notabene itoe moesik baroe baginja, daripada tarling
jang koeno. Padahal sama sadja, hal itoe lantaran mereka tidak tahoe sadja.
***
Via
Sejarah
Posting Komentar