Opini
Benarkah Medsos Perusak Rumah Tangga?
Saat masih
sendiri, aku kadang suka selfie.
Apalagi pas kondangan atau ada acara penting lainnya. Bangga bergaya dengan
pakean necis, terlihat perlente dan
lebih ganteng.
Cekrak-cekrek,
dapet beberapa foto. Foto paling bagus atau yang menunjukan rasa ganteng pengen
banget langsung diunggah dan disebar di facebook.
Tujuannya satu, menarik perhatian mbak
wati. Bukan mbak wati penjaga warung wedang. Tapi, mbak-mbak jomblowati.
Wajar,
sebagai pria yang pengen punya pasangan tebar pesona sana-sini. Itu dalam
rangka ikhtiar. Ada rasa nikmat dan senang kalo wajah kita terlihat jadi lebih
menarik, betul kan? Ada kepuasaan di dalam sana. Dalam sanubari.
Namun,
semenjak punya istri. Hobi selfie
jadi berubah menjadi wefie. Ya, wefie yang maknanya selfie berjamaah. Aku semacam segan dan nggak bisa bayangin kalo
masih doyan selfie.
Soalnya, pas
nanti disebar di medsos, takut ada yang komentarin.
Apalagi yang
ngomen itu kebetulan dulu pernah aku kagumi. “Gantengnya”, “Senyumnya”,
Oh nooooooooooo.
**
Sebelum
membuat tulisan ini, tadi membaca artikel yang menyudutkan medsos sebagai
perusak rumah tangga. Bahkan, sampai ada perilaku anti-medsos, menghapus semua akun-akunnya. Daripada terus-terusan
jadi biang keributan.
Mungkin ada
yang berpendapat, “ah lebai, masa sampe
sebegitunya”. Sampe paranoid begitu. Sebagai konsekuensi jaman dalam era
informasi, medsos adalah keniscayaan, sesuatu yang tidak dapat dibendung.
Persoalannya bagaimana kita memandang medsos?
Meski
terlihat sepele, kasus seperti ceritaku diatas kalo nggak diselesaikan akan
menjadi masalah besar. Jangan menyepelekan masalah kecil, masalah besar jangan
disepelekan.
Pria
beristri tentu berbeda dengan bujangan atau duda. Status menikah membuat kita
sebaiknya lebih menjaga sikap dan kata-kata, baik di dunia nyata dan maya.
Kita, dibebaskan untuk berteman dengan siapa saja namun demi kebaikan bersama
hendaknya tahu batasannya.
Misalkan
saja, suami ternyata memiliki perempuan yang dikagumi atau mantan, apakah istri
senang bila suami sering me-like foto
perempuan tersebut yang sedang selfie
cantik, sering chat, dan saling berikirim inbox?
Sama seperti
kita, kalo ingin istri bisa menjaga sikap terhadap pria lain. Demikianpun yang
dia harapkan pada suaminya. Apalagi banyak keluarga yang hancur karena tidak
bisa menjaga etika pertemanan di media sosial.
Sebenarnya
media sosial itu baik dan tidak bisa merusak rumah tangga asalkan tahu cara
mengendalikannya. Salam, aku
Meneer Panqi.
***
Via
Opini
Posting Komentar