Desa
Sejarah
Pulo Mas & Nyi Ratu Laut Lor
Tempo hari
ada rembugan yang menarik di grup RRD, topiknya tentang penguasa laut lor. Topik
rembugan ini diangkat oleh Kang Didno pada 16 Maret 2017. Hal ini banyak
mendapatkan tanggapan, dari yang penasaran, takut, maupun menganggapnya sebagai
kemusyrikan.
Semua rembuger memberikan argumentasinya
masing-masing. Yang pasti, rembuger terbelah opininya. Namun, bukan itu yang
ingin aku bahas. Aku lebih tertarik pada topiknya, soal legenda atau folkfore.
Flokfore adalah ilmu baru yang
dikembangkan pada tahun 1846 oleh sejarawan Inggris, William Thoms. Ilmu ini
disebut Flokloristika. Garapan bidang ini lebih dekat dengan mitologi, dengan
tujuan utama sebagai sarana penyampaian pesan. Ada nilai moral, agama, atau
bisa juga bersifat protes sosial.
Menurut
asal-usulnya flokfore ini bisa berasal asli dari daerah setempat atau serapan
dari daerah lain maupun negara lain. Terutama dari Arab, India, dan China.
Kadang terlihat seperti bercitarasa lokal, padahal itu serapan. Namun, karena
sudah diadaptasi sedemikian rupa, citarasanya sudah tak asing lagi.
Sekarang,
balik lagi soal legenda penguasa laut, selama ini hanya diketahui soal penguasa
laut kidul. Padahal legenda penguasa laut lor juga ada. Tak bedanya dengan
Indramayu yang memiliki wilayah pantai. Legenda ini ada di Pulo Mas, Desa
Cantigi Kulon.
Situs ini
selalu ramai dikunjungi apalagi pada malam Jum’at Kliwon. Konon, situs ini
dipercaya sebagai persemayaman Dewi Nawang Sari, sang pengusa laut lor. Ada
yang meyakini juga ini tempat persemayaman Dewi Lanjar, putri dari Demung
Basungalan.
Ada juga
yang meyakini sebagai tempat persemayaman dari Dewi Nawang Wulan dari Atas
Angin, atau Kahyangan. Terlepas dari perbedaan pandangan diatas, yang jelas ada
benang merah yang harus ditarik.
Keberadaannya
adalah keniscayaan. Sebab menurut ajaran yang aku yakini, kisah-kisah ini
sebenarnya bukan sesuatu yang penting untuk dibahas. Singkatnya, fenomena Pulo
Mas adalah hal yang lumrah terjadi dalam alam jin.
Entah Dewi
Nawang Sari, Dewi Nawang Wulan, dan Dewi Lanjar dianggap sebagai penjelmaan
dari penguasa laut lor. Ia merupakan ratu dari kerajaan jin di pantai utara
Pulau Jawa.
Kita jangan
terlalu jauh membahas hal ghaib, sebab di sana banyak perangkap yang sengaja
dibuat. Takutnya, kita akan terjebak. Jadi, jangan diambil pusing. Meskipun ada
beberapa versi yang beredar dan diyakini oleh masyarakat.
Misalnya ada
versi, bahwa Ratu Laut Lor adalah keturunan dari Ratu Bilqis yang menikah
dengan jin taklukan Raja Sulaiman, kemudian dia dikaruniai seorang putri. Wujud
si putri adalah bangsa jin. Di buanglah putri ini ke sebuah pulau, yang mana
kemudian diketahui pulau tersebut adalah Pulau Jawa.
Karena
memiliki pertalian darah ningrat, mengakibatkan ia mewarisi kharisma Ratu
Bilqis, ia pun kemudian diangkat menjadi pemimpin jin di kelompoknya.
Kedatangan manusia ke Pulau Jawa telah mengusik keberadaan bangsa jin ini.
Mereka pun kemudian mengalah dan menyisih ke pesisir laut utara Jawa.
Kisah ini
banyak di bahas di dalam babad, seperti kisah Pangeran Cakra Buana dan Raden
Wiralodra. Yang kemudian batas kekuasaan pun dibagi. Laut menjadi kekuasaannya
dan daratan menjadi wilayah Raden Wiralodra maupun Pangeran Cakra Buana.
***
[1] Foto oleh Didno
Via
Desa
Posting Komentar