Opini
70 tahun
yang lalu sebelum Indonesia merdeka, kasta ini masih berlaku. Warga negara
Hindia Belanda dipandang berbeda-beda berdasarkan ras dan bangsa.
Kasta Era Kolonial
Meskipun
kasta hanya dikenal di India, pelaksanaannya hampir berlaku di seantero dunia.
Selalu ada penggolongan kelas-kelas manusia. Manusia pertama yang berusaha
menghilangkan perkastaan adalah Muhammad.
Beliau
manusia agung yang menghilangkan perbudakan dan persamaan status manusia
dihadapan Allah, kecuali ketakwaannya.
Pribumi atau
inlanders adalah kelas paling hina, dipandang sebelah mata didepan hukum dan
negara. Posisinya tak ubah budak.
Lalu ada
Indo Eropa dan Asia Timur, kelompok warga negara ini adalah mereka kaum
peranakan, china, jepang, maupun arab. Posisi mereka lebih terhormat, sebab
bukan antara majikan dan buruh, bukan antara pekerja dan bos. Lebih pada posisi
mitra dagang, atau rekan kerja.
Yang
terakhir, Belanda dan Eropa. Posisi mereka luar biasa, diistimewakan. Bisa
terlihat dari posisi foto-foto yang ada, mereka posisinya seperti bangsawan dan
raja-raja di nusantara. Antara tuan dan pembantunya. Pribumi tak memakai baju,
orang belanda memakai jas, belanda pake sepatu, pribumi nyeker ayam.
Dalam
pergaulan pun sama, orang belanda yang bergaul dengan pribumi dianggap
derajatnya langsung turun, begitupun jika ada pribumi yang bergaul dengan orang
eropa termasuk belanda. Langsung dikucilkan dan dimaki habis-habisan. Inlanders
tidak sederajat dengan kaum penjajah.
Bentuk-bentuk
seperti ini yang dihapuskan oleh bapak dan pendiri bangsa inginkan.
Kenyataannya sekarang bagaimana? Masih terjadi atau malah lebih parah?
***
Via
Opini
Posting Komentar