Opini
Oleh : Daniel
Mutaqien Syafiuddin*
Kau yang Mulai, Kita yang Mengakhiri
Foto/Pedoman Bengkulu |
Ada banyak
pertimbangan yang menjadikan Pak Jokowi dan koalisi pendukungnya memutuskan
untuk menggandeng Abah Ma’ruf Amin sebagai cawapres pada perhelatan Pilpres
2019 yang akan datang.
Salah satu
pertimbangannya adalah masalah keumatan, hal ini menjadi masalah paling
mendasar yang terjadi akhir-akhir ini di negara kita. Disadari atau tidak,
dimengerti atau tidak, dipahami atau tidak, sebetulnya ada sebuah grand design yang dilakukan kelompok
tertentu untuk memecah belah umat Islam di Indonesia.
Yang selama
ini masalah keumatan selalu dijadikan komoditas politik oleh kelompok tersebut.
Dengan mudahnya mereka memberikan “stempel” terhadap orang-orang yang dianggap
tidak sepaham dengan pemikiran mereka, sampai tokoh-tokoh besar Islam pun
dengan mudahnya diberi label tidak beriman, tidak mendapat hidayah, keluar dari
jalan Allah, bahkan mendapatkan julukan “kafir”.
Kondisi ini
tentu saja sangat membahayakan keutuhan bangsa, rentan terhadap disintegrasi
bangsa, membuka jurang yang semakin lebar, mengikis budaya-budaya ketimuran
yang selama ini identik dengan Bangsa Indonesia yang toleran, santun, humanis, tepo sliro, dan hal-hal baik lainnya.
Sebuah
langkah bijak Pak Jokowi dan partai koalisi menggandeng Abah Ma’ruf Amin
sebagai cawapres. Kami ingin menyudahi pergerakan kelompok yang menginginkan
umat Islam terpecah belah. Dengan hadirnya Abah Ma’ruf Amin paling tidak tensi
terhadap serangan-serangan masalah keumatan berkurang, dan bahkan hilang sama
sekali.
Ada hal yang
lebih penting yang harus kita jaga bersama diatas kontestasi pilpres, yaitu
keutuhan Bangsa. Saat ini marilah kita kawal dan sukseskan bersama pesta demokrasi
di negara kita.
Setelah
isu-isu keumatan yang selama ini selalu dijadikan komoditas oleh kelompok
tertentu yang tentu saja sangat sensitif tidak bisa lagi dijadikan senjata
untuk mejatuhkan lawan politik, berarti kita tinggal adu program dan gagasan
untuk menuntaskan permasalahan permasalahan yang ada di negara kita.
Engkau yang
memulai, kita yang mengakhiri. Damailah bangsaku, jayalah negeriku.
***
[1] Politisi
Partai Golkar, Ketua Pemenangan DPP Golkar
Via
Opini
Posting Komentar