ulasan
Telitian Gabah & Inflasi
Padi Menguning. Foto/Meneer Panqi |
Saya memang
bukan ekonom, saya juga bukan pebisnis yang sukses. Level saya hanya pelaku
bisnis yang secara asset baru bisa membukukan nihil utang piutang.
Alhamdulillah, 8 tahun bisnis warnetan hanya bisa membuat saya tidak merepotkan
orang tua.
Profesi saya
sebagai blogger/content creator juga belum bisa dijadikan penghasilan utama.
Jabatan saya di BUM Desa juga secara benefit masih dianggap sampingan. Maka,
saya jadi tahu diri. Hidup saya, tentu saya yang bertanggung jawab. Jika saya
gagal, saya tidak akan menyalahkan pemerintah, negara, agama, maupun orangtua.
Kegagalan
itu murni kesalahan saya. Nasib saya ditentukan oleh seberapa perjuangan saya
untuk mengubahnya. Meski pada sisi lainnya, ada kuasa Tuhan dalam hidup saya.
Tuhan dengan kekuasaannya bisa membolak-balikkan nasib seseorang, yang penting
saya jangan mengeluh atau complain atas kepengurusan kuasa Tuhan pada hidup
saya.
Demikian
juga dengan kekuatan inflasi yang menerjang hidup saya. lnflasi sesuatu
keniscayaan yang kontrolnya di luar kewenangan saya. Saya pahami kasus inflasi
adalah dimana nilai uang tidak lagi sama untuk membeli sebuah komoditas.
Pada saat
saya kali pertama buka warnet, dengan uang sewa jasa 2 jam ngenet saya bisa
beli seliter bensin. 4 jam ngenet saya bisa beli sebungkus rokok. Namun 8 tahun
kemudian, tahun 2018 meski uang yang saya terima naik hampir dua kali lipat
nilainya. Uang tersebut tidak bisa beli seliter bensin dan sebungkus rokok.
Artinya,
uang sejuta 2010 bisa membeli 3 kwintal gabah. Tahun 2018, uang sejuta hanya
bisa membeli 2 kwintal gabah. Jika bicara angka dalam rekening uang 100 juta
tahun 2010 dan 100 juta tahun 2018 secara nilai komoditas tidak sama.
Sebagai
jaring pengaman tersebut 2016, saya mulai ikut telitian gabah, yakni semacam
holding company capital yang secara bersama anggotanya ingin mengamankan aset
kekayaannya bukan dalam bentuk mata uang.
Melainkan
capital itu dalam bentuk gabah. Tujuannya hanya satu. Bukan mencari untung.
Hanya mengamankan nilai kekayaan kita agar tidak tergerus inflasi.
***
Via
ulasan
Posting Komentar