Opini
Saya pribadi
kurang sependapat dengan arti kecebong dan kampret dalam kelompok sebutan fans
pendukung Jokowi dan Prabowo yang ditulis saudara Tasoeka.
Tentang Cebong Versus Kampret
Foto/Vidio.com |
Dua kelompok
pendukung masing-masing ini sangat militan, fanatik dan boleh dibilang setia,
meski tidak harus setia sampai akhir hayat. Keduanya kelompok pendukung itu
berisi bukan hanya warganet biasa. Tapi, sudah lintas profesi dan status
sosial.
Masyarakat
yang dulunya apatis terhadap politik dengan adanya kemunculan kedua tokoh
tersebut seketika jadi “melek politik” dan rela untuk melek dalam arti
sesungguhnya; begadang bikin status politik sampai larut malam. Ada dampak
positifnya, yaitu tidak apatis terhadap politik.
Dalam
ber-medsos ria kedua kubu saling serang dan saling adu argumentasi. Kalau kalah
argumentasi, kedua pendukung akan mengeluarkan senjata pamungkas, yaitu caci
maki dengan kata-kata kotor. Juga meretas akun, biar banned atau off.
Seperti di
awal, pokok gagasan saya soal cebong dan kampret beserta tafsirannya. Saya
berbeda dengan Tasoeka. Panggilan khas, “Kecebong”, “Cebong”, atau “Bong” untuk
kubu Jokowi, sebenarnya merujuk untuk sindiran satire kepada pendukung
presiden.
Sedangkan
untuk Prabowo adalah “Kampret”. Sebutan Kampret bukan tanpa sejarah. Dulu waktu
Prabowo kalah dalam pilpres membentuk koalisi oposisi yang menamakan diri KMP
atau Koalisi Merah Putih. KMP yang dibaca “Ka-eM-Pe” dimodif dikit menjadi
Kampret.
Sudah barang
tentu hanya “Cebong” yang bilang pendukung Prabowo “Kampret”. Sebaliknya, hanya
“Kampret” saja yang selalu bilang pendukung Jokowi “Cebong”.
Keterangan
di atas menjelaskan bahwa kecebong dan kampret maknanya bukan dalam arti hewan.
Anakan kodok atau kalong. Penyebutan ini untuk memudahkan dalam diskusi kedua
kelompok. Bahwa ada tim Cebong dan tim kampret sedang debat.
Secara
peradaban ada kemajuanlah. Sekedar menyindir dan mencela. Beradu argumentasi.
Bukan beradu fisik dan pedang seperti jaman dahulu. Dimana darah dan nyawa
menjadi tumbal. Menciptakan anak yatim dan janda-janda.
Lantas, kalo
Anda cebong atau kampret?
***
Via
Opini
Posting Komentar