esai
Budaya Judi di Pedesaan Indramayu [3]
RAGAM BENTUK
JUDI
Adu Jago
Adu Jago sangat terkenal di masyarakat,
khususnya mereka para penggemar jago. Seorang pengadu jado rerata adalah mereka
yang ahli dalam soal per-jago-an. Mereka biasanya memiliki beberapa ekor ayam
jantan (jago) bangkok aduan. Menurut salah seorang di antara mereka, ciri jago
bangkok aduan yang baik adalah tulang kakinya kering dan keras (mlingkir).
Jago yang baik adalah yang memiliki taji
(jalu) hingga si jago bisa melukai lawannya sampai berdarah-darah. Selain itu,
jago yang baik juga harus punya “gorokan” gede agar kuat dalam menahan nafas.
Nafas panjang sangat penting saat jado diadu. Pertandingan jago bisa
berbanyu-banyu (ronde) sebelum akhirnya salah satu jago melarikan diri.
Selain itu masih ada kriteria lainnya, antara
lain otot ekor “prigel” dan mata yang bening untuk menandakan seekor jago
super. Seandainya seekor jago sering menang, maka harganya akan cepat
melambung. Bahkan, bisa dihargai sampai jutaan rupiah.
Arena adu jago disebut kalangan, ronde dalam
adu jago disebut “banyu”. Setiap banyu bisa memakan waktu 10-20 menit. Ketika
jeda pemilik jago bisa memberi minum dan membasuh luka.
Promotor arena adu jago biasanya membuka
kalangan hanya untuk dua hingga empat pertandingan. Pembotoh adu jago tidak
hanya yang punya jago bisa juga dari penonton. Uang-uang taruhan tersebut akan
dipotong untuk koordinasi agar tidak digrebek polisi. Besaran komisi ini
sekitar 10-20%. Aturannya tidak baku. Misal, dari taruhan 575 ribu, maka pemenang
mendapatkan 1 juta bersih. Artinya, komisi yang didapatkan panitia sebesar 15%.
Kuclak
Selain adu jago, judi dadu merupakan pemainan
judi yang paling populer. Istilah populernya adalah “kuclak”. Dalam permainan,
ada tiga buah dadu. Di masing-masing dadu bersegi enam ada enam tampilan hewan.
Yakni, macan, banteng, gajah, jaran,
curut, renggeh.
Selain dadu, peralatan permainan lainnya
adalah selembar kain selebar 1×1,5 m. Dalam permainan, kain dengan enam gambar
hewan tersebut dibentangkan. Gambar hewan sama dengan apa yang ada di dadu. Prosesnya
permainannya adalah sederhana. Mulanya, dadu dikocok-kocok oleh bandar.
Setelah dikocok. Bandar kemudian menawarkan
kepada pemasang untuk bertaruh. Beberapa saat kemudian, setelah semua petaruh
memasang taruhannya, bandar membuka tempurung/wadah pengocok. Gambar hewan yang
tampil itulah yang menunjukkan siapa pemenang taruhan.
Bandar akan menarik semua uang dari petaruh
yang kalah dan membayar langsung sejumlah kali lipat uang petaruh yang menang.
Dalam kuclak selain bandar ada juga penguclak, bandar mako, dan
pencatat/pengawas taruhan.
Maen Kartu
Selanjutnya, ada jenis judi kecil-kecilan
berupa kartu gaple dan remi. Dilihat dari besaran uang yang dipertaruhkan, judi
ini bisa dikatakan judi kecil-kecilan atau sekadar untuk menghabiskan waktu
luang. Tapi ada satu pandangan bahwa semakin mudah dan cepat siklus
permainannya, maka semakin besarlah taruhannya. Kartu domino umumnya digunakan
untuk dua jenis permainan saja, yaitu gaple dan kiu-kiu. Sedangkan kartu remi
bisa digunakan untuk banyak permainan yang berbeda-beda.
Permainan kartu juga sering dimainkan oleh
laki-laki di malam-malam menjelang pesta pernikahan atau sunatan. Permainan
kartu ini diadakan di rumah pelaksana pesta dan dianggap sebagai kebiasaan yang
lumrah bila ditambah dengan taruhan kecil-kecilan. Selain menjelang pesta
pernikahan atau sunatan, pada malam-malam slametan lahir atau meninggalnya
anggota suatu keluarga juga merupakan waktu yang wajar dimanfaatkan untuk
bermain kartu.
Pada malam hari beberapa laki-laki dewasa
mengadakan melekan atau semacam berjaga-jaga semalam suntuk. Meski tidak semua
laki-laki yang hadir (sekitar 7 sampai 15 orang) berkumpul untuk bermain kartu,
tapi sudah menjadi pemandangan biasa bila ada satu atau dua kelompok empat
orangan yang bermain kartu. Perjudian dengan sarana kartu yang dilakukan secara
serius dan melibatkan jumlah taruhan di atas ratusan ribu jarang terdengar.
***
Via
esai
Posting Komentar