Opini
Memedi dan Cerita Mitos dalam Budaya Dermayu
Mitos berasal
dari bahasa Yunani, sedang artinya adalah cerita yang berisi kisah nyata maupun
imajiner. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta dan bentuk
topografi, keadaan dunia dan para makhluk penghuninya, deskripsi tentang para
makhluk mitologis, dan sebagainya.
Mitos dapat
timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai
alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan
tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau
ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran
dalam suatu komunitas.
Sedangkan “memedi”
dalam Basa Jawa Dermayu bisa diartikan makhluk yang menyeramkan. Makhluk ini
berasal dari alam ghaib. Mungkin lebih pas jika dikatakan memedi adalah makhluk
mistik.
Mengutip
KBBI, mistik adalah hal ghaib yang tidak bisa dijangkau akal manusia.
Cerita-cerita mistis seringkali dirangkum/berkenaan/terdapat dalam cerita mitos
yang dituturkan oleh sekelompok masyarakat tertentu yang kemudian diturunkan
dari generasi ke generasi. Di zaman modern setelah ditemukannya mesin cetak,
cerita mitos kemudian dirangkum dalam bentuk tulisan sehingga membuat suatu
mitos dikenal lebih luas bukan hanya di tempat asal kelahiran mitos tertentu.
Menurut
seorang peneliti mitologi dari Perancis, Roland Barthes (1972), dalam bukunya
yang berjudul Mithologies, mendefinisikan mitos sebagai “myth is associated with classical fables about spirits, gods, and
heroes.” artinya adalah bahwa mitos merupakan cerita klasik yang berisi
tentang roh, Tuhan/Dewa, dan pahlawan.
Sebenarnya
fungsi mitos dalam setiap kebudayaan diciptakan untuk tujuan tertentu, antara
lain.
- Untuk menjelaskan alam, sosial, budaya dan fakta-fakta alam melalui cerita-cerita yang telah terjadi di masa lalu.
- Mereka mencoba untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang, seperti; dari mana dunia berasal (kosmogoni)? Siapa atau apa penyebabnya (theogoni)? Apa tujuan hidup? Mengapa makhluk hidup mati?
- Kadang-kadang mitos juga mencoba untuk menjelaskan penyebab kebiasaan dan praktek-praktek tertentu atau bagaimana nama tertentu atau kejadian tertentu terjadi.
- Fungsi lain mitos adalah untuk membenarkan dan mengesahkan praktik ritual dan pemujaan atau perayaan.
- Mitos juga memainkan peran yang berwibawa dengan menawarkan ajaran-ajaran tentang asal-usul dunia, akhir dunia dan lain-lain.
- Di masyarakat tradisional, mitos memiliki nilai pendidikan, itu digunakan untuk memperkenalkan atau penekanan pada nilai moral tertentu.
Demikian
juga dengan budaya Dermayu dikenal berbagai macam mitos yang di dalamnya
terdapat hal-hal mistis yang bersifat unik. Dalam pembahasan kali ini, akan
dikemukakan beberapa hal yang berkenaan dengan memedi yang dipercayai
masyarakat Indramayu.
Daska,
merupakan memedi yang tidak punya kepala, namun ia bisa berjalan. Orang yang
melihatnya akan ketiban sial/naas. Daska sendiri adalah akronim, ndase langka.
Banaspati,
merupakan memedi yang ada dalam cerita pewayangan. Wujudnya berupa tangan kaki
mengarah ke udara, sedang posisi kepada ada di bawah. Tubuhnya dikelilingi oleh
api. Banaspati ini menghisap darah. Orang yang melihatnya akan sakit bahkan bisa
mati.
Nyi Lanjar,
merupakan penguasa laut lor. Wujudnya digambarkan sebagai perempuan cantik dan
menawan. Ia mendiami istana Pulo Mas di semenanjung Indramayu. Sebagian
mempercayai bahwa Nyi Lanjar bisa mengabulkan segala permintaan, khususnya
pesugihan. Namun, segala permintaan itu harus ditebus dengan sebuah perjanjian.
Ada imbalan yang harus ditebus.
Banda
Wangkara, merupakan memedi penunggu istana Asem Rungkad. Wujudnya berupa
raksasa, ia bisa mengabulkan segala permintaan, namun harus melakukan
perjanjian. Banda Wangkara meminta imbalan berupa ayam janggar. Ayam janggar
ini adalah kata kiasan untuk anak
lelaki.
Kuntilanak,
merupakan memedi yang menghuni Pohon Waru. Wujudnya sosok perempuan bermulut
seperti vagina, punya taring, rambut panjang sepinggul. Suaranya meringkih
cekikikan. Ia akan memakan bayi yang baru lahir.
Pocong,
merupakan memedi yang memakai kain kafan yang menutup seluruh tubuh. Ujung kaki
dan kepalanya diikat alias dipocong dalam Basa Jawa Dermayu. Dipercaya
kehadiran pocong karena kelupaan membuka ikatan jenazah yang dikubur.
Maryati,
merupakan memedi yang dipercaya sebagai roh gentayangan. Wujudnya sosok
perempuan yang memakai payung di waktu malam.
Berokan,
merupakan memedi yang menghuni kawasan rawa/air. Wujudnya berkepala buaya dan
macan, tapi berkaki dua.
Ula Lembu,
merupakan memedi yang menghuni sungai. Wujudnya berkepala kuda nil, tapi
bertubuh ular, tidak berkaki. Saat ia muncul permukaan air berubah menjadi
lorong yang bisa menyeret segala sesuatu.
Nyimlung,
merupakan memedi yang menghuni air. Berbadan mini seperti jenglot. Ia menghisap
darah manusia.
Buaya Kutet,
merupakan memedi Bengawan Cimanuk. Wujudnya seperti hewan buaya namun tubuhnya
kerdil. Dipercaya sebagai penjaga Cimanuk, orang yang berniat merusak sungai
akan diseret olehnya.
Tunyul, merupakan memedi yang dipercaya menjadi mesin penghasil uang. Wujudnya berupa anak kecil berkepala botak, ingusan, dan hanya memakai cawet. Orang yang ingin memiliki tunyul harus membeli dengan sejumlah uang. Untuk memeliharanya pemilik diwajibkan menyusui.
Bedul, merupakan memedi yang dipercaya menjadi mesin penghasil uang. Wujudnya berupa celeng/babi hitam.
Wewe, merupakan memedi perempuan tua. Wujudnya memiliki payudara besar menggelantung. Memedi ini mengincar anak-anak bandel yang
kemudian disembunyikan di bawah buah dadanya untuk selanjutnya di bawa ke
tempat yang tersembunyi.
Cingcilimin, merupakan memedi remaja penghuni pintu-pintu air. Wujudnya memiliki taring, ia sering mengganggu anak-anak untuk diajak bermain.
Tengkorak, merupakan memedi di kuburan. Wujudnya hanya berupa tulang belulang. Ia sering mengganggu orang yang lewat pada tengah malam.
Seperti
mitos-mitos yang ada di wilayah lainnya seperti: Eropa dan Amerika dengan mitos
Drakula dan Zombie, Mesir dengan Mumi, Cina dengan Vampir, Inggris dengan
Werewolf (manusia serigala), mitos tentang roh-roh alam yang ada di kalangan
masyarakat Indramayu kiranya dipahami bukan dari segi
kengeriannya namun akan lebih bijak bila kita mencoba memahami latar belakang
dari cerita-cerita mitos tersebut, apa pesan yang ingin disampaikan dari
mitos-mitos tersebut?
Disadari
atau tidak, proses memitoskan (mengeramatkan) sesuatu hal pasti memiliki tujuan
tertentu yang apabila digali akan menemukan jawaban
yang tidak seperti orang awam interpretasikan suatu mitos. Memedi dan cerita mitos nampaknya sesuatu yang manusiawi. Bagaimana suatu komunal menyusun strategi dan siasat mengatur hubungan dengan alam semesta.
***
Pustaka
Peurseun,
van. 1988. Strategi Kebudayaan. Kanisius: Yogyakarta
Suyono.
2007. Dunia Mistik Orang Jawa; Roh, Ritual, Benda Magis. LKiS: Yogyakarta
Via
Opini
Posting Komentar