Cerbung
Prabu Nala & Permaisuri Dewi Damayanti | EPS #6
Ilustrasi by Boyke Rustiaji |
Dewi
Damayanti sedih dan menyesali kutukan tersebut. Ia menangis tersedu-sedu menyesalinya,
bagaimanapun pemburu telah menyelamatkan dirinya dari ular naga. Ia segera
meninggalkannya dan masuk ke dalam jantung hutan.
Di sana
ia bertemu dengan seekor singa. Sambil menangis ia bertanya kepada singa,
bagaimana nasib suaminya dan mempersilakan singa memakan dirinya daripada ia
tidak bisa bertemu dengan Prabu Nala. Singa hanya terdiam, lalu menyisih pergi.
Kemudian sang putri melihat gunung. Ia pun bertanya kepada gunung bagaimana
keadaan suaminya. Gunung hanya diam.
Selama
tiga hari tiga malam ia berjalan tanpa tentu arah di belantara. Ia menemukan
sebuah pertapaan yang asri dan rapi. Di sana lah ia bertemu orang suci yang
telah melepas diri dengan kehidupan duniawi.
Tanpa
banyak tingkah, ia langsung bertanya
kepada pendeta tentang keberadaan suaminya sambil pasrah dan menyerahkan diri
apabila tidak lekas bertemu Prabu Nala. Sebenarnya pendeta tersebut mengetahui
keadaan suaminya, akan tetapi ia tidak boleh menceritakannya. Dilarang oleh
Hyang Kuwasa.
Kemudian
pendeta itu memberi penjelasan dan semangat kepada Dewi Damayanti bahwa kelak
mereka akan dipertemukan dan diberi kemuliaan yang lebih dari sebelumnya.
Seusai memberi nasihat kepada Dewi Damayanti, pendeta dan pertapaanya hilang
dari pandangan. Hanya Dewi Damayanti yang tertinggal di sana dengan
keheranannya. Sesungguhnya kejadian tersebut tidak mimpi tapi sulit untuk
dipercaya. Setelah itu ia melanjutkan perjalanan mencari suaminya.
Di
sungai tengah hutan, dia melihat segerombolan orang menaiki kuda dan membawa gerobak.
Kemudian Dewi Damayanti segera menyusul mereka dan mengikuti perjalanannya. Segerombolan
orang itu terkejut akan keberadaan seorang perempuan di tengah-tengah mereka. Ada
yang takut, ada yang mencaci maki dan ada juga yang menaruh belas kasihan melihat
sang putri yang kurus dan berambut kusut. Hanya memakai sehelai kain.
Setelah
itu, orang yang mengasihani tadi menanyakan asal-usulnya. Dewi Damayanti pun
menjawab sambil menanyakan keberadaan Prabu Nala. Akan tetapi tidak satupun
yang mengetahui keberadaan raja Nisada tersebut. Lalu, sang putri balik bertanya
kemanakah tujuan dari rombongan ini? Pemimpin kelompok yang bernama Suci pun menjawab
bahwa meraka adalah rombongan saudagar yang hendak berdagang ke negara Cendhi.
Mendengar
ucapan Ki Suci, Damayanti meminta untuk mengikuti rombongan tersebut dan pergi
ke Cendhi. Di tengah perjalanan, rombongan berhenti di tepi telaga yang indah,
airnya jernih, dan rindang pohon-pohonnya. Mereka berhenti di sana untuk
beristirahat. Barang-barang bawaan diturunkan dari hewan-hewan tunggangan. Lalu
dibiarkan makan dan minum sepuasnya hewan-hewan itu. Ketika menjelang malam,
rombongan tersebut mendirikan tenda dan membuat api unggun kemudian tidur di sana.
Pada
malam hari, ada segerombolan gajah liar yang biasanya mencari minum di telaga
tersebut. Melihat api unggun dan tenda-tenda yang didirikan rombongan saudagar
tadi, gajah-gajah liar tiba-tiba mengamuk dan menghancurkan perkemahan
tersebut. Pohon-pohon dicabuti dan dimasukkan ke dalam api unggun, para
saudagar kalang kabut karena bencana tersebut. Ada yang mati terinjak gajah,
ada yang lari ketakutan dan ada yang membereskan barang bawaan yang
berantakan.
Seusai
mengamuk, gajah-gajah liar kembali masuk ke dalam hutan belantara. Salah
seorang dari saudagar tersebut menyalahkan Dewi Damayanti atas kejadian
tersebut. Orang tadi berpendapat bahwa kejadian ini adalah hukuman dewa
akibat dosa besar yang dilakukan Dewi Damayanti. Kemudian mereka bersepakat
untuk mencari dan membunuhnya. Mendengar hal tersebut Dewi Damayanti segera menutupi
wajahnya dan melarikan diri ke dalam hutan belantara.
Kini ia
tinggal seorang diri lagi. Ia meratapi kejadian tadi dengan berangan-angan,
salah apa yang ia lakukan sehingga dewa menghukumnya dengan sangat berat. Di
tengah perjalanan ia melihat seorang brahmana yang sedang melewati hutan,
dengan buru-buru ia mengikutinya. Setelah matahari terbit ia sudah ada di
pinggiran negara Cendhi.
**
Via
Cerbung
Posting Komentar