Cerbung
Prabu Nala & Permaisuri Dewi Damayanti | EPS #2
Ilustrasi by Boyke Rustiaji |
Pertemuan
dengan burung berbulu emas membuat sang putri sukar tidur, lupa makan, dan lupa
segalanya. Setiap hari putri hanya membayangkan wajah Prabu Nala. Mengetahui
keadaan Dewi Damayanti yang seperti itu, seisi Istana Widarba menjadi muram dan
sedih. Ayahnya Prabu Bima, yang mengetahui putrinya sudah dewasa, memutuskan segera
mengadakan sayembara pilih mantu.
Berita
sayembara pilih mantu Kerajaan Widarba terdengar hingga mancanegara. Banyak
raja, pangeran dan ksatria yang datang ke negara Widarba untuk meminang sang
putri. Tidak hanya di dunia, dewa-dewa di kahyangan juga beramai-ramai turun ke
dunia untuk menyaksikan sayembara pilih mantu yang akan dilakukan di Widarba.
Tak pelak, sayembara
Widarba terdengar juga oleh Prabu Nala. Ia pun bersiap-siap untuk
pergi ke Widarba. Namun dalam perjalanan ia bertemu dengan para dewa. Para dewa
berkata.
"Hai Raja Nisada! Sesungguhnya kami sudah mengetahui kesetian hatimu. Oleh karena itu kami minta pertolonganmu. Sudilah kiranya Anda menjadi utusan kami".
Prabu
Nala dengan spontan menyanggupi perintah dewa. Di luar dugaan, para dewa ternyata
memerintahkan Prabu Nala untuk berbicara kepada Dewi Damayanti dan meyuruh putri
memilih salah satu dari empat dewa yang akan mengikuti sayembara pilih mantu
yaitu Dewa Indra, Dewa Brahma, Dewa Baruna, dan Dewa Yama. Mengetahui perintah tersebut Prabu Nala menjadi ragu dan bingung.
Sesampainya
di Widarba, Prabu Nala bertemu dengan Dewi Damayanti di Kaputren. Keduanya
saling terpesona dan canggung satu sama lain. Tanpa basa-basi Prabu Nala segera
mengutarakan maksud kedatangannya. Ia ingin mengikuti sayembara. Kemudian ia
juga menyampaikan pesan dewa untuk putri, yang ia terima saat perjalanan ke
Widarba.
Dewi
Damayanti menjawab dengan tersenyum, dia berkata bahwa sejak bertemu burung
berbulu emas itu, yang ia pikirkan hanya Prabu Nala. Sehingga putri bersumpah kepada dirinya sendiri apabila tidak
dapat hidup bersama dengan Prabu Nala, lebih baik dia mati saja.
Mendengar
jawaban putri, Prabu Nala memberi nasehat kepadanya bahwa dewa itu berkuasa
atas semua makhluk yang hidup di dunia, dan siapa saja yang mengecewakan
dewa pasti akan berakibat kematian. Dengan segala upaya ia membujuk Dewi
Damayanti untuk memilih salah satu dari keempat dewa tersebut.
Mendengar
bujukannya, putri menjadi sedih, sampai bercucuran air mata. Lalu berkata
dengan setulus hati bahwa ia menjunjung tinggi para dewa, akan tetapi cintanya
tidak dapat diberikan kepada siapapun kecuali raja Nisada yang bijak itu.
Prabu
Nala sangat tersentuh dengan ucapan putri. Akan tetapi, ia sudah berjanji melaksanakan
perintah para dewa. Ia pun tetap membujuk putri untuk memilih para dewa. Demi memberikan
keselamatan untuk orang lain dan jangan sampai membuat dewa marah.
Mendengar
bujukan dari Prabu Nala, dengan suara tersendat-sendat putri menjawab bahwa ia
tetap berpegang teguh pada pendiriannya. Sang putri tetap akan memilih Prabu
Nala pada sayembara, di samping itu dirinya pun sanggup dengan segala
konsekuensi. Setelah mengetahui keteguhan hati sang putri, Prabu Nala pun pergi
meninggalkan Keputren untuk menemui para dewa.
Pada
saat bertemu dengan para dewa, Prabu Nala menceritakan semua kejadian di
Kaputren. Ia juga menyampaikan pesan dari Dewi Damayanti yang mempersilakan
para dewa untuk mengikuti sayembara. Duduk bersama dengannya dalam sayembara. Selanjutnya
Prabu Nala menyerahkan seluruh persoalan itu kepada para dewa.
**
Via
Cerbung
Posting Komentar