Cerbung
Prabu Nala & Permaisuri Dewi Damayanti | EPS #5
Ilustrasi by Boyke Rustiaji |
Akibat
perjudian yang menjadi-jadi, membuat harta Kerajaan Nisada berubah
kepemilikannya. Milik Puskara. Pada saat itu Prabu Nala sudah tidak memiliki
apapun untuk dipertaruhkan, oleh karena itu Puskara menantang Prabu Nala mempertaruhkan Dewi Damayanti. Prabu Nala menolak dan sangat kesal mendengar
hal tersebut, akan tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena sudah
dikalahkan.
Setelah
itu Prabu Nala dan Dewi Damayanti diusir dari Kerajaan Nisada. Dua sejoli ini pergi
meninggalkan Nisada hanya bermodal sehelai kain saja. Tiga hari tiga malam
mereka baru sampai di perbatasan kerajaan. Perut mereka kelaparan. Hanya minum air
dan makan buah-buahan di hutan. Rakyat dilarang memberi makan kepada mereka, ucap
titah raja baru Nisada, Prabu Puskara.
Di
tengah hutan Prabu Nala bertemu dengan sekawanan burung yang berbulu gemerlap.
Kemudian dia melemparkan kainnya untuk menjala burung tersebut dengan maksud
dapat menangkap dan memakannya. Akan tetapi burung itu malah membawa kain yang
dimiliki oleh Prabu Nala, burung berbulu gemerlap itu terbang menjauh, sambil
berkata kalau dirinya jelmaan sosok dewa yang mengganggu sang prabu.
Si
burung lalu menjelaskan, dirinya juga yang menjelma menjadi panggal kuclak. Dirinya tidak akan puas sebelum melihat Prabu Nala menderita. Si burung lalu menghilang. Prabu Nala sangat sedih dengan keadaan yang sekarang ia alami. Sambil berjalan
ia memberitahu permaisuri jalan pulang menuju Widarba.
Dewi Damayanti yang setia dan baik hati berkata kepada suaminya bahwa ia tidak akan
meninggalkan dan menghiburnya setiap saat. Dalam keadaan susah
tersebut, Dewi Damayanti mengusulkan kepada suaminya. Ia ingin mengajaknya pulang ke Widarba dan menjelaskan penuh yakin bahwa mertuanya
akan menerima dengan senang hati.
Prabu
Nala menolak ajakan dari permaisuri untuk kembali ke Widarba karena rasa malu.
Mereka terus berjalan tanpa arah di dalam hutan. Sesampainya di tengah
hutan mereka melihat sebuah gubug yang bisa ditempati, keduanya lalu
beristirahat. Mata yang mengantuk dan fisik yang lelah. Membuat mereka langsung
tertidur.
Tapi
tak lama, Prabu Nala terbangun dan kembali melamunkan keadaan dirinya yang
sekarang. Terjadilah perang batin di dalam hatinya. Pengaruh dari Dewa Kali.
Terpintas pikiran untuk meninggalkan sang putri sendiri di dalam hutan. Berharap sang putri akan bisa bertemu dengan orang yang lebih beruntung
darinya. Prabu Nala berjalan keluar sebentar masuk, tak keruan. Ia dalam keadaan bimbang.
Setelah
lama mondar-mandir ia kembali lagi duduk di samping permaisuri yang tertidur pulas. Kesucian hatinya terkalahkan, ia lebih menuruti pengaruh Dewa Kali. Prabu Nala
kemudian merobek sehelai kain sang putri dan meninggalkannya di dalam hutan
belantara.
Ketika
bangun dari tidur Dewi Damayanti terkejut karena ditinggal suami. Ia berbegas
mencari di sekitar gubug dan semak-semak. Ke sana ke mari mencarinya sambil
menangis, meratap dan berteriak sekencang-kencangnya. Lalu, sampailah ia
di sekitar pohon besar, di sana bertemu ular naga sebesar pohon kelapa. Ular
naga yang sedang kelaparan tersebut langsung menyambar dan melilit tubuh dirinya.
Karena terkejut,
ia berteriak dan lari sekencang-kencangnya. Akan tetapi, ia hanya bisa pasrah tak bisa berbuat apa-apa. Ia menerima apabila ajal menjemputnya. Teriakan Dewi Damayanti terdengar oleh
seorang pemburu, dengan sigap pemburu menebas kepala ular naga tersebut. Setelah
dilepaskan dari lilitan ular, Dewi Damayanti diberi minum dan makan. Mereka lalu
berbincang saling berkenalan.
Semula
pemburu bersikap baik-baik saja, namun melihat kecantikan Dewi Damayanti yang
memancar dan hanya memakai sehelai kain. Muncul-lah nafsu untuk
berhubungan badan dengannya. Pertama, pemburu mengajaknya dengan cara halus, akan tetapi sang putri menolak. Setelah
itu pemburu mulai mengancam.
Mendengar ancaman pemburu, Dewi Damayanti berdoa
meminta perlindungan kepada Hyang Kuwasa dan mendoakan semoga pemburu tersebut lekas
mati. Seketika itu pula terdengar suara menggelegar dan kilat pun menyambar
pemburu.
**
Via
Cerbung
Posting Komentar