Cerbung
Dewi
Damayanti memasuki ibukota Cendhi dengan keadaan yang memilukan. Badan tertutup
selembar kain, kurus, lemah, kotor, dan rambut kusut. Di sana ia dicaci-maki
dan diikuti banyak anak-anak yang mengejek dan menertawakannya. Ketika itu
permaisuri raja Cendhi sedang jalan-jalan.
Prabu Nala & Permaisuri Dewi Damayanti | EPS #7
Ilustrasi by Boyke Rustiaji |
Melihat
ada kerumunan, permaisuri penasaran dan melihatnya. Ia pun iba dan kasihan. Permaisuri
lalu menyuruh dayangnya untuk memanggil Dewi Damayanti. Sang dewi menceritakan
semua kejadian yang dialami. Semua orang yang mendengar ikut sedih. Malah ada yang menangis juga. Setelah mendengar kisahnya, permaisuri Kerajaan Cendhi
mengajak untuk tinggal di dalam istana.
Dewi Damayanti
pun menerima dengan syarat, ia tidak disuruh makan-makanan bekas, tidak
disuruh mencuci kaki, serta tidak disuruh menemui atau melayani laki-laki.
Mengetahui syarat tersebut permaisuri menyetujuinya. Di dalam istana Dewi
Damayanti diperlalukan seperti saudara Dyah Sunanda, seorang putri Raja Subahu,
Kerajaan Cendhi.
Di tempat
lain, setelah berpisah dengan istri, Prabu Nala melihat kebakaran hutan
dan mendengar teriakan yang memanggil-manggil namanya. Ia diminta menolong dengan segera. Setelah masuk ke dalam hutan yang terbakar tersebut, ada seekor naga yang terperangkap di dalam api. Naga itu bernama Karkotaka, dia
merupakan raja ular yang dikutuk Betara Narada sehingga tidak bisa meninggalkan
tempat tersebut.
Berkat dari
keempat dewa yang meng-anugerahi, ia mengubah diri menjadi kecil, sekecil jari
tangan, kemudian segera membawa naga keluar dari api. Sebagai balas budi, ular
tadi menggigitnya. Racun yang meresap ke dalam tubuh, dapat membuat musuh Prabu
Nala keluar dari tubuhnya. Juga, bisa gigitan Karkotaka dapat membuat wajah Prabu Nala menjadi buruk rupa.
Musuhnya,
sekarang tidak bisa lagi mengenali dirinya. Usai berubah wujud, Prabu Nala
diberi saran untuk ngawula, mengabdikan diri di negara Ayodya. Di sana, ia
belajar ilmu bermain kuclak kepada Prabu Rituparna. Berdasar petuah, usai menguasai ilmu bermain kuclak, dirinya akan mendapatkan kembali segala kemuliaan
yang dudu didapat. Untuk mengubah wajahnya, si naga Karkotaka memberikan jubah
dewa. Segera setelah memakai jubah itu, wajahnya akan tampan kembali.
Perjalanan sang prabu ke Ayodya ditempuh dalam waktu sepuluh hari. Di hadapan Prabu Rituparna, ia
menyembah dan memohon diri untuk mengabdi di Ayodya. Di negara tersebut ia menyamar sebagai Bahuka. Dengan senang hati, Prabu Rituparna menerima pengabdian Bahuka. Ia
diperintahkan untuk mempercepat lari kuda-kuda kerajaan. Bahuka sangat
disayangi oleh Prabu Rituparna, karena berhasil membuat kuda-kuda raja berlari
lebih kencang.
Atas
kerja hebat itu, ia diangkat menjadi senapati. Dengan
kembalinya kemuliaan itu, ia teringat Dewi Damayanti yang telah ditinggalnya di
hutan. Tiap malam, ia selalu mengigau dan terus mengucapkan namanya.
**
Via
Cerbung
Posting Komentar