ulasan
Pilih Lanja atau Gadai Sawah?
Sebenarnya soal investasi itu, nggak melulu dimonopoli orang kota. Orang kampung juga paham dengan macam-macam investasi. Bedanya hanya satu. Jenis instrumen.
Di kampung saya, sebagian besar pendapatan yang mereka kumpulkan akan dibelikan tanah sawah. Ada macam-macam. Ada sistem lanja (sewa) dan gadai.
Kok tidak beli saja? Uangnya tidak cukup dong. Harga per hektar sawah mahal. Hahaha. Beda dengan emas, bisa ngecer.
Nah, asumsi saya sistem lanja dan gadai mirip eceran. Dengan uang puluhan juta pun sudah punya lahan garapan sawah.
Kemaren saya tanya-tanya, nilai lanja dan gadai per tahun 2020. Lanja, kisaran 2,5-3 ton gabah per bau/tahun. Gadai, kisaran 30 juta per 100 bata/2 tahun.
Oh iya, mengapa satuannya bata/bau? Di Indramayu khususnya, satuan luas sawah masih menggunakan satuan adat, belum internasional. Satu bau itu 500 bata.
Jika dikonversi ke dalam meter persegi, kisaran satu bata itu 14m2. Satu bau kisarannya 7000m2.
Soal gadai, ini mirip deposito. Jika nggak minat garap sawah, bisa di-lanja-kan lagi. Asumsi saya, dilanja orang sebesar 3 ton/tahun. Selama dua tahun uang kembali ditambah gabah 6 ton.
Enam ton gabah, kisaran panen raya Rp. 5000/kg. Keuntungan didapat kisaran 30 juta. Kurang lebih suku bunga sistem gadai 10%/tahun. Lebih besar dari deposito, 5-7%/tahun.
Sedangkan sistem lanja. Mirip usaha bisnis. Jika gagal panen, bisa jadi malah tekor. Rumus bisnis, high risk high return. Semakin beresiko, keuntungan semakin besar.
Anggaplah musim tanam tahun depan, Anda punya uang 30 juta. 15 juta untuk lanja, sisanya untuk biaya produksi. Berdasarkan PPL Pertanian, biaya produksi per bau kisaran 8 juta/musim.
Hasil produksi gabah per bau berkisar 4-5 ton. Dalam satu tahun bisa mengantongi 40-50 juta. Keuntungan yang diperoleh 20-40%. Dengan asumsi nggak gagal panen.
Kita ini manusia biasa, hanya bisa berikhtiar dengan membuat perhitungan-perhitungan seperti di atas. Pesan moral tulisan ini, bahwa orang kampung juga melek finansial.
Terakhir, tidak ada investasi yang beresiko. Semuanya punya plus-minus. Tergantung Anda memilih jenis investasi yang mana. Semoga bermanfaat!
Di kampung saya, sebagian besar pendapatan yang mereka kumpulkan akan dibelikan tanah sawah. Ada macam-macam. Ada sistem lanja (sewa) dan gadai.
Kok tidak beli saja? Uangnya tidak cukup dong. Harga per hektar sawah mahal. Hahaha. Beda dengan emas, bisa ngecer.
Nah, asumsi saya sistem lanja dan gadai mirip eceran. Dengan uang puluhan juta pun sudah punya lahan garapan sawah.
Kemaren saya tanya-tanya, nilai lanja dan gadai per tahun 2020. Lanja, kisaran 2,5-3 ton gabah per bau/tahun. Gadai, kisaran 30 juta per 100 bata/2 tahun.
Oh iya, mengapa satuannya bata/bau? Di Indramayu khususnya, satuan luas sawah masih menggunakan satuan adat, belum internasional. Satu bau itu 500 bata.
Jika dikonversi ke dalam meter persegi, kisaran satu bata itu 14m2. Satu bau kisarannya 7000m2.
Soal gadai, ini mirip deposito. Jika nggak minat garap sawah, bisa di-lanja-kan lagi. Asumsi saya, dilanja orang sebesar 3 ton/tahun. Selama dua tahun uang kembali ditambah gabah 6 ton.
Enam ton gabah, kisaran panen raya Rp. 5000/kg. Keuntungan didapat kisaran 30 juta. Kurang lebih suku bunga sistem gadai 10%/tahun. Lebih besar dari deposito, 5-7%/tahun.
Sedangkan sistem lanja. Mirip usaha bisnis. Jika gagal panen, bisa jadi malah tekor. Rumus bisnis, high risk high return. Semakin beresiko, keuntungan semakin besar.
Anggaplah musim tanam tahun depan, Anda punya uang 30 juta. 15 juta untuk lanja, sisanya untuk biaya produksi. Berdasarkan PPL Pertanian, biaya produksi per bau kisaran 8 juta/musim.
Hasil produksi gabah per bau berkisar 4-5 ton. Dalam satu tahun bisa mengantongi 40-50 juta. Keuntungan yang diperoleh 20-40%. Dengan asumsi nggak gagal panen.
Kita ini manusia biasa, hanya bisa berikhtiar dengan membuat perhitungan-perhitungan seperti di atas. Pesan moral tulisan ini, bahwa orang kampung juga melek finansial.
Terakhir, tidak ada investasi yang beresiko. Semuanya punya plus-minus. Tergantung Anda memilih jenis investasi yang mana. Semoga bermanfaat!
***
Via
ulasan
Posting Komentar