Sejarah
Siang jadi angan-angan, malam jadi mimpi-mimpi. Tak berapa lama, ia pun mempersiapkan segalanya. Ia ingin mengembara, lalu menjadi seorang ksatria pembela kebenaran. Kuda, pedang, zirah, dan lainnya disiapkan.
Dalam perjalanan, ilusinya terus bertahta di otak. Bahkan, saat melihat kincir angin, ia pikir itu raksasa yang akan memakan manusia.
Ia pun mendatangi si kincir angin. Ia ingin menghalangi gerak raksasa itu. Jika perlu membunuhnya. Kincir angin ia lawan. Ia kalah, terhempas oleh rotor kincir. Ia cedera, lalu dibawa ke rumah sakit.
Don Qisot; Si Raja Khayal dari Spanyol
Photo by Onie JB |
Dulu, hiduplah seorang yang dipanggil Don Qisot di Spanyol. Tiap hari ia habiskan waktunya untuk membaca buku-buku kepahlawanan. Kisah-kisah ksatria telah meracuni pikirannya.
Siang jadi angan-angan, malam jadi mimpi-mimpi. Tak berapa lama, ia pun mempersiapkan segalanya. Ia ingin mengembara, lalu menjadi seorang ksatria pembela kebenaran. Kuda, pedang, zirah, dan lainnya disiapkan.
Dalam perjalanan, ilusinya terus bertahta di otak. Bahkan, saat melihat kincir angin, ia pikir itu raksasa yang akan memakan manusia.
Ia pun mendatangi si kincir angin. Ia ingin menghalangi gerak raksasa itu. Jika perlu membunuhnya. Kincir angin ia lawan. Ia kalah, terhempas oleh rotor kincir. Ia cedera, lalu dibawa ke rumah sakit.
Saat sembuh ia sadar, telah lama berkhayal dalam pikirannya. Ia kurang peka dengan apa yang ada dalam dirinya. Siapa dirinya? Hidupnya untuk apa. Kelamaan bermain dengan hal yang tidak logis, nyata, dan sesuai dengan apa yang dianugerahkan dalam dirinya.
Lalu, anugerah itu dijadikan sebagai azas kebermanfaatan untuk sesamanya.
***
Lalu, anugerah itu dijadikan sebagai azas kebermanfaatan untuk sesamanya.
***
Via
Sejarah
Posting Komentar